Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh orang tuanya, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat. Anak tersebut ditemukan berada di barak militer tentara di Shikabe, sekitar 6 km dari tempat dia ditinggalkan.
Menurut media lokal, anak yang bernama Yamato Tanooka ini berada dalam keadaan sehat. Setelah mengenalkan dirinya, dia beri makan dan minum sebelum akhirnya di bawa ke rumah sakit terdekat (NHK.)
Yamato Tanooka ditinggalkan di sebuah hutan di Hokaido, salah satu pulau paling utara di Jepang, pada 28 Mei lalu, sebagai hukuman karena sudah melempari beberapa mobil dengan batu dan juga melempari orang-orang di sekitarnya pada saat keluarganya berpiknik.
Pada awalnya, orang tua si anak mengatakan bahwa Yamato memisahkan diri dari keluarganya ketika sedang mengumpulkan sayuran di gunung.
Ayahnya, Takayuki Tanooka, kemudian mengakui, bahwa dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya terjadi ketika meminta bantuan polisi untuk mencari anaknya tersebut.
Ketika itu, dia bersama dengan istrinya menghentikan mobil di jalanan gunung dan menyuruh Yamato keluar dari mobil dan berjalan sendirian. Mereka kemudian menghentikan mobil dan kembali ke tempat mereka meninggalkan Yamato setelah 700 meteran, namun anak itu sudah tidak ada.
Takayuki mengatakan bahwa dia hanya meninggalkan anaknya selama 5 menit. Dalam sebuah wawancara di TV, dia menambahkan kalau waktu itu dia takut mengatakan kejadian sebenarnya pada polisi.
Selanjutnya dia juga menambahkan “Kami telah melakukan hal yang tidak termaafkan pada anak kamu dan telah menyebabkan masalah bagi banyak orang. Saya hanya berharap dia baik-baik saja.”
Lebih dari 200 orang dari tim SAR, polisi dan penduduk setempat terlibat dalam pencarian anak tersebut di hutan selama 6 hari terakhir. Pihak militer juga memberi bantuan.
Dalam beberapa hari terakhir, suhu di wilayah tersebut turun sampai 6 derajat di malam hari, masih ditambahi dengan hujan deras. Kemungkinan bahwa anak tersebut bisa saja bertemu dengan beruang Ussuri yang masih cukup banyak jumlahnya di kawasan hutan juga menambah kekhawatiran orang tuanya.
Dan seperti juga biasa terjadi di Indonesia, begitu berita ini muncul maka orang tuanya segera menjadi sasaran kritik pengguna media sosial karena telah menghukum anak mereka dengan cara yang keterlaluan. sumber: The Telegraph
Bagaimana? Apakah menurut anda cara mereka terlalu keras?
Menurut media lokal, anak yang bernama Yamato Tanooka ini berada dalam keadaan sehat. Setelah mengenalkan dirinya, dia beri makan dan minum sebelum akhirnya di bawa ke rumah sakit terdekat (NHK.)
Yamato Tanooka ditinggalkan di sebuah hutan di Hokaido, salah satu pulau paling utara di Jepang, pada 28 Mei lalu, sebagai hukuman karena sudah melempari beberapa mobil dengan batu dan juga melempari orang-orang di sekitarnya pada saat keluarganya berpiknik.
Pada awalnya, orang tua si anak mengatakan bahwa Yamato memisahkan diri dari keluarganya ketika sedang mengumpulkan sayuran di gunung.
Ayahnya, Takayuki Tanooka, kemudian mengakui, bahwa dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya terjadi ketika meminta bantuan polisi untuk mencari anaknya tersebut.
Ketika itu, dia bersama dengan istrinya menghentikan mobil di jalanan gunung dan menyuruh Yamato keluar dari mobil dan berjalan sendirian. Mereka kemudian menghentikan mobil dan kembali ke tempat mereka meninggalkan Yamato setelah 700 meteran, namun anak itu sudah tidak ada.
Takayuki mengatakan bahwa dia hanya meninggalkan anaknya selama 5 menit. Dalam sebuah wawancara di TV, dia menambahkan kalau waktu itu dia takut mengatakan kejadian sebenarnya pada polisi.
Selanjutnya dia juga menambahkan “Kami telah melakukan hal yang tidak termaafkan pada anak kamu dan telah menyebabkan masalah bagi banyak orang. Saya hanya berharap dia baik-baik saja.”
Lebih dari 200 orang dari tim SAR, polisi dan penduduk setempat terlibat dalam pencarian anak tersebut di hutan selama 6 hari terakhir. Pihak militer juga memberi bantuan.
Dalam beberapa hari terakhir, suhu di wilayah tersebut turun sampai 6 derajat di malam hari, masih ditambahi dengan hujan deras. Kemungkinan bahwa anak tersebut bisa saja bertemu dengan beruang Ussuri yang masih cukup banyak jumlahnya di kawasan hutan juga menambah kekhawatiran orang tuanya.
Dan seperti juga biasa terjadi di Indonesia, begitu berita ini muncul maka orang tuanya segera menjadi sasaran kritik pengguna media sosial karena telah menghukum anak mereka dengan cara yang keterlaluan. sumber: The Telegraph
Bagaimana? Apakah menurut anda cara mereka terlalu keras?
0 Komentar