Perempuan 26 Tahun ini Berhutang $10,000 Hanya Untuk Menjadi Selebgram

Kamu ingin menjadi selebgram? Mudah kog. Cukup seperti yang dilakukan oleh Lissette Calviero ini, berlibur dengan mengunjungi banyak tempat, foto-foto, upload ke akun Instagram lengkap dengan caption menarik, tetapi tentu saja, minus hutang $10.000.

Iya, benar. Itulah yang dilakukan oleh Lissette sehingga bisa menjadi selebgram yang follower-nya lumayan. Mungkin Lissette juga berharap jika modal yang dikeluarkannya untuk menjadi selebgram ini bisa segera kembali dengan adanya iklan atau minimal di endorse perusahaan besar.

Sayangnya sampai hutangnya mencapai angka yang membuatnya pusing pun, belum ada yang menawarkan kerjasama iklan maupun endorsement yang sepadan nilainya.

Dan ini sudah menjadi semacam tren, banyak orang yang rela menghabiskan banyak uang supaya bisa memiliki foto yang bagus di akun instagram mereka.

Lissette Calveiro

Mereka benar-benar berusaha dan ‘melakukan segalanya’ demi foto ig yang bagus dan di like banyak orang. Semacam obsesi untuk menunjukkan betapa berharganya mereka.

Lissette Calviero hanyalah salah satu contoh yang kisahnya lumayan tragis. Dia menyatakan bila banyak dari perjalanan travelling yang dia lakukan memang diniatkan hanya untuk mendapatkan bahan posting di akun instagram-nya.

Bukan karena memang liburan dan punya anggaran lebih untuk bepergian ke tempat-tempat itu. Hanya untuk instagram, katanya.

Dia juga menambahkan bahwa banyak dari pengeluarannya yang habis untuk membeli tas eksklusif bikinan desainer ternama, baju yang mahal, dan liburan yang mewah, padahal gajinya masih kecil, itupun sudah termasuk tambahan dari kegiatan magangnya di New York.

Lissette juga sebenarnya menyadari bahwa dia telah berusaha untuk terlihat lebih di akun instagramnya.

"Aku hidup dalam kebohongan,” katanya.

Instagram telah menciptakan generasi yang terobsesi dengan kehidupan yang tampak sempurna – dan ini membuat banyak orang menghabiskan banyak sekali uang untuk membuat mereka seperti itu.

Memang, bagi beberapa orang, modal besar ini bisa kembali dengan berlipat-lipat. Seorang selebgram, bisa sama mendapatkan uang sampai ratusan juta hanya untuk sekali posting. Bisa juga lebih, terutama buat mereka yang juga berstatus sebagai selebritis.

The quest for this picture-perfect lifestyle isn’t only financially crippling for some – recent studies have found that it’s contributing to mental-health issues.

Seperti misalnya Lauren Bullen, 24 tahun, dan Jack Morris, 26 tahun, duo yang terkenal dengan perjalanan travelling mereka. Mereka bisa mendapatkan uang jutaan dollar dari perjalanan travelling keliling dunia yang mereka lakukan.

Dalam sebuah interview dengan Cosmopolitan, Morris mengatakan jika dia tidak akan memposting jika tidak mendapatkan bayaran sekurang-kurangnya $3000 dari sponsor.

Itu yang berhasil. Yang gagal dan hanya menghabiskan uang, bahkan dengan berhutang, lebih banyak lagi.

Masih menurut Calviero, tidak ada yang membicarakan pengeluaran mereka di instagram.

Cukup miris melihat begitu banyak orang yang membuang-buang waktu, tenaga, pikiran, dan uang mereka untuk menjadi terkenal di instagram.

Padahal, bisa saja semua itu digunakan untuk investasi dalam bentuk yang lain.

Tantangan untuk memposting foto kehidupan sempurna di Instagram ini tidak hanya membuat pengguna Instagram jatuh dalam belitan utang, tetapi juga memicu banyak masalah sosial.

Royal Society for Public Health baru-baru ini merilis hasil penelitian mereka yang menempatkan Instagram sebagai aplikasi sosial media yang memiliki efek paling buruk bagi kesehatan mental penggunanya.

Penelitian tersebut melibatkan hampir 1500 responden yang berusia antara 14 sampai 24 tahun. Kesimpulannya adalah bahwa Instagram membuat mereka berpikiran negatif dan tidak sehat karena merasa tidak layak dan cemas.

Shierly Cramer, CEO dari organisasi tersebut menyatakan bahwa sosial media telah menjadi lebih menjadi candu lebih dari rokok dan alkohol. Dan saat ini, pengaruh negatifnya semakin tidak bisa dikesampingkan.

Dalam hal ini, Instagram bukanlah satu-satunya yang disalahkan. Masalah obsesi berlebih terhadap citra diri ini sudah ada jauh sebelum aplikasi ini populer.

Sebuah studi yang dirilis pada 2012 oleh American Psychological Association yang meneliti hampir 9 juta orang berusia diatas 40 tahun menemukan bahwa kaum milenial lebih peduli terhadap uang dan citra dibandingkan generasi sebelumnya.

Perbandingan pelajar yang berpendapat bahwa menjadi kaya adalah sangat penting, meningkat sampai 45% bagi generasi baby boomers (diteliti antara 1966 sampai 1978) menjadi 70% bagi generasi X (diteliti pada 1979 sampai 1999), dan 75% bagi kaum milenial (yang disurvei antara tahun 2000 sampai 2009). Ini press release penelitian tersebut. sumber: https://www.businessinsider.sg/

0 Komentar

Posting Komentar