7 Kesalahan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Yang Berakibat Fatal

Pertolongan pertama pada kecelakaan bisa sangat menentukan apakah kecelakaan itu akan membawa akibat yang fatal atau tidak pada korban. Ketika pertolongan pertama ini dengan benar dilakukan, maka kemungkinan korban akan selamat tanpa mengalami cacat permanen akan lebih besar. Tetapi apabila pertolongan pertama pada korban kecelakaan dilakukan dengan keliru, akibatnya bukan hanya sekadar cacat tubuh, melainkan bisa juga mengakibatkan korban tidak bisa tertolong.

Dari serangkaian pertolongan pertama pada kecelakaan yang biasa kita baca dan dengar, ternyata ada beberapa yang ketika kita lakukan, justru bisa berakibat tidak baik bagi korban kecelakaan tersebut. Apa sajakah itu?

7 Kesalahan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Yang Berakibat Fatal

1. Tidak cukup lama mendinginkan luka bakar

Pertolongan pertama terbaik pada luka bakar adalah dengan mengalirkan air segar pada bagian tubuh yang terbakar selama mungkin. Setidaknya 10 sampai 20 menit, terang Jeffrey Pellegrino, PhD dari Palang Merah Amerika Serikat.

Meletakkan es, kecap, atau pasta gigi atau mentega pada kulit yang terluka bakar memang membantu, tapi itu sifatnya sangat sedikit. Kecap dan pasta gigi malah bisa berakibat buruk pada kulit yang terluka bakar.

Pada luka bakar, panas bisa menembus masuk jauh lebih dalam dari kulit dan daging yang tampak terluka pun jika anda telah mendinginkan bagian permukaannya. Sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk benar-benar mendinginkan bagian yang terbakar.

Jika anda tidak bisa sesegera mungkin ke dokter, maka mengalirkan air dingin pada luka bakar dalam waktu yang cukup adalah langkah pertolongan pertama yang paling tepat untuk mengurangi resiko yang lebih parah.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

2. Menengadah ketika mimisan

Inilah nasehat yang paling umum diberikan ketika mengalami mimisan. Jika mimisan yang terjadi tidak terlalu parah, maka menengadah bisa jadi akan membantu. Tetapi, sejatinya langkah ini cukup berbahaya ketika darah yang mengalir lumayan banyak.

Jika anda menengadah ketika mengalami mimisan, maka akan ada kemungkinan darah mengering di bagian belakang tenggorokan, yang bisa membuat anda batuk-batuk, dan berpontensi menghambat pernafasan anda.

Daripada menengadah, lebih baik untuk memencet hidung untuk menghambat aliran darah, sembari tetap menjaga posisi kepala pada keadaan normal. Duduklah dengan relaks supaya detak jantung melambat dan mengurangi kecepatan aliran darah pada luka mimisan.

3. Mengompress panas atau hangat pada luka atau patahan

Panas akan membuat aliran darah lebih lancar dan cepat. Sehingga, memberi kompres hangat pada luka atau patahan justru akan membuat luka dan rasa sakit semakin buruk.

Luka atau patah tulang bisa dikurangi rasa sakit dan pendarahannya dengan kompres dingin dengan menggunakan es.

4. Mencoba membersihkan serpihan pada mata yang terluka

Ketika mata kemasukan serpihan benda tajam atau benda kecil lainnya, memang reaksi pertama kita adalah mengucek-nya. Jika yang masuk ke mata relatif besar, maka secara otomatis kita juga cenderung untuk membersihkannya.

Dan seringkali, tindakan membersihkan mata dari kotoran atau serpihan ini justru berbahaya bagi mata itu sendiri. Cukup banyak kejadian dimana tindakan membersihkan sendiri mata yang kelilipan malah berakhir dengan cacat permanen.

Untuk menghindarinya, lebih baik lindungi mata dengan perban untuk menghindarkan benda lain masuk ke mata, dan segeralah mencari pertolongan dokter terdekat.

Kecuali jika mata anda kemasukan cairan yang bersifat kimia berbahaya. Segeralah bilas dengan air bersih mengalir setidaknya selama 15 menit.

5. Mengangkat perban dari luka yang berdarah

Jika luka yang sudah anda tutupi perban ternyata berdarah lagi, hindarilah untuk mengganti perban tersebut dengan terlebih dahulu mengangkatnya.

Akan lebih aman untuk menumpuk perban lama dengan perban baru.

Lengketnya luka dengan perban akan menjadi tambah parah demikian juga dengan pendarahannya ketika perban yang lengket tersebut diangkat.

6. Tidak memeriksakan diri setelah mengalami kecelakaan

Setelah mengalami kecelakaan, banyak orang memilih untuk tidak memeriksakan diri ke dokter karena merasa kondisi mereka baik-baik saja. Faktanya adalah, adrenalin yang terpicu keluar pada saat kecelakaan bisa menyamarkan rasa sakit. Sehingga, bisa saja seseorang tidak merasakan adanya masalah pada tubuh mereka setelah kecelakaan.

Tubuh baru bisa merasakan ada kesalahan setelah antara 10 menit sampai 2 jam setelah kecelakaan terjadi.

Korban kecelakaan bisa saja tidak merasakan ada pendarahan di otak atau tulang yang patah dan diskolasi.

7. Menghindari keramaian saat memerlukan pertolongan

Untuk alasan kesopanan dan tidak ingin mengganggu orang lain, beberapa orang memilih untuk menyimpan masalah kesehatan mereka sendirian. Kebanyakan orang akan segera berlari ke kamar mandi ketika tersedak. Ketika mereka tidak bisa mengatasinya sendirian, dan tidak ada orang lain di sekitar mereka, maka tidak jarang, mereka lemas di kamar mandi dan tidak tertolong.

Jika anda memang berkecenderungan mengalami masalah-masalah seperti ini, maka usahakanlah anda berada di tempat dimana akan ada banyak orang yang akan membantu anda.

Pun jika anda menderita penyakit tertentu, beritahukanlah pada keluarga dan teman, sehingga mereka siap melakukan pertolongan pertama ketika penyakit anda kambuh. sumber: Reader Digest.

Kecuali, penyakit anda itu ada hubungannya dengan status lajang anda, simpan itu baik-baik.

0 Komentar

Posting Komentar